Soetan Sjahrir, Perjoeangan Kita: Tentara


Meskipun demikian di dalam keadaan dunia yang sekarang ini, memang perlu kita memperinggi kesanggupan kita membela tanah air serta rakyat kita dengan susunan pertahanan yang selengkapnya. Kita memerlukan susunan pembelaan itu. Kita memerlukan balatentara yang teratur menurut ukuran jaman sekarang. Pemuda kita seluruhnya harus dididik di dalam kesanggupan itu.

Oleh karena itu bukan saja kita memerlukan balatentara yang tersusun dan bersenjata modern, akan tetapi juga laihan militer segenap rakyat kita, terutama pemuda. Selekas mungkin kita harus dapat mengadakan milisi untuk rakyat kita, pada mana seluruh pemuda dan dari mulai umur yang tertentu, harus melalui laihan militer, lamanya tertentu. 

Oleh karena syarat-syarat serta alat-alatnya sekarang kurang, maka keperluan ini dikerjakan dengan alat yang terbatas, serta sementara segala syarat dan alat yang kurang dilengkapi. Terutama sekali tentunya harus diadakan pendidikan. Si pendidik yaitu akademi darat dan laut. Dalam hal ini kekurangan dalam negeri dapat dilengkapi dengan pertolongan dari luar negeri, untuk dijadikan guru dan instruktur. 

Untuk melengkapi alat pertahanan yang berupa persenjataan, pantas kita di dalam keadaan kita sekarang, mengobarkan lainlain keperluan. Pembikinan dan pembelian senjata itu, dimasukkan dalam hal terutama di dalam keadaan sekarang. Akan tetapi dengan pengakuan bahwa pengerian perkara dengan secara militer ini, sekali-kali kita idak boleh melupakan sekejap mata perjuangan apa yang dikemukakan di atas, bahwa sekalikali tak boleh kita keliru di dalam penghargaan hal militer ini di dalam revolusi. 

Di dalam perjuangan kita yang berupa dan memakai alat Negara Indonesia, kita terpaksa harus mengadakan alat perjuangan kenegaraan, yaitu balatentara. Itu tidak boleh berarti, bahwa kita menjadi abdi kenegaraan atau kemiliteran, alias fasis dan militeris. Batas-batas hal ini, dengan semangat revolusi kerakyatan kita, harus ditajamkan sehingga jangan kita membunuh semangat serta revolusi kita oleh karena kita sesat pada militerisme dan fasisme.

10 November 1945 adalah tanggal resmi publikasi pamlet, Perjuangan Kita. Masyarakat Indonesia lebih mengenal hari itu sebagai Hari Pahlawan berkaitan dengan pertempuran Surabaya November 1945. Pamlet ini sebagaimana dikatakan Benedict Anderson dalam Our Struggle: Introducion (1968), … suatu analisis situasi yang menyeluruh, suatu kriik mengenai kebijakan pemerintah dan personelnya, dan suatu program rasional bagi perjuangan masa depan… diagnosis masalah-masalah kontemporer Indonesia yang paling jelas terarikulasikan dan satu-satunya program yang koheren bagi perjuangan kebangsaan selama tahuntahun konlik isik dengan Belanda. 

Pamlet Perjuangan Kita mungkin hanya dapat diperbandingkan dengan program radikal ‘Merdeka 100%’ Tan Malaka untuk Persatuan Perjuangan. Pada masa-masa tergening dari perjuangan nasional itu Soekarno sendiri idak menawarkan suatu prespekif atau program tertentu - suatu kediaman yang kontras dengan posisinya sebagai ideolog pada periode sebelum dan sesudah fase ini (1945- 1949).


Daftar Isi Buku Soetan Sjahrir: Perjoeangan Kita
Lebih baru Lebih lama


نموذج الاتصال