Hainusantara.com - Ibu Kota Nusantara (IKN) akan mengadopsi konsep kota cerdas atau smart city dalam perencanaannya. Sebagai langkah untuk mencapai tujuan tersebut, Otorita IKN (OIKN) menggandeng sejumlah pihak, salah satunya melalui dukungan dana hibah dari United States Trade and Development Agency (USTDA) senilai Rp 152,86 miliar. Dana ini akan digunakan untuk mendukung pembangunan Pusat Komando dan Pengendalian Terpadu di IKN, yang menjadi inti dari infrastruktur smart city.
Proses penyaluran dana hibah dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama, USTDA memberikan hibah sebesar US$ 2,49 juta atau sekitar Rp 37 miliar pada 2 Mei 2024 di Los Angeles. Acara ini dihadiri oleh Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital OIKN, Prof. Mohammed Ali Berawi, yang menandatangani perjanjian hibah bersama dengan Direktur USTDA. Dana ini akan dipakai untuk mendanai uji coba (Proof of Concept) terkait penerapan teknologi kota cerdas.
Kemudian, tahap kedua dari hibah ini sebesar US$ 7,6 juta atau sekitar Rp 115 miliar diberikan pada 20 September 2024. Plt. Kepala OIKN, Basuki Hadimuljono, secara resmi menerima hibah ini, didampingi beberapa pejabat OIKN dan juga Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia. Dana hibah ini juga difokuskan untuk pengembangan teknologi Pusat Komando dan Pengendalian Terpadu di IKN.
Total dana hibah yang diberikan USTDA kepada OIKN sejauh ini mencapai US$ 10,09 juta atau sekitar Rp 152,86 miliar. Bantuan dana ini menjadi langkah awal yang penting bagi IKN untuk membangun fondasi teknologinya sebagai kota cerdas. Dengan dukungan teknologi yang mumpuni, IKN diharapkan bisa menjadi kota yang efisien, ramah lingkungan, dan mampu meningkatkan kualitas hidup penduduknya.
Untuk mewujudkan smart city, OIKN bekerja sama dengan berbagai perusahaan teknologi terkemuka, termasuk perusahaan asal Amerika Serikat. Selain itu, berbagai negara seperti Prancis, Belanda, Korea Selatan, dan Jepang juga ikut terlibat dalam kolaborasi untuk menghadirkan teknologi canggih dalam pembangunan IKN. Kerja sama internasional ini menjadi bukti bahwa IKN dibangun dengan dukungan berbagai negara, bukan hanya bergantung pada satu kekuatan ekonomi besar.
Seiring dengan pengembangan ini, OIKN juga menegaskan pentingnya transfer teknologi antara perusahaan asing dan industri dalam negeri. Dengan cara ini, Indonesia diharapkan bisa bertransformasi menjadi produsen teknologi yang mandiri, tidak sekadar menjadi konsumen teknologi global. Hal ini tentu menjadi langkah penting untuk meningkatkan kapabilitas teknologi dalam negeri sekaligus memperkuat posisi Indonesia di peta global.
Yang menarik, proyek PoC (Proof of Concept) teknologi di IKN ini tidak menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). OIKN menerapkan skema yang berbeda dari pengadaan barang dan jasa yang biasa dilakukan pemerintah. Hal ini menjadi salah satu strategi untuk memastikan proyek pembangunan IKN tetap berjalan tanpa membebani anggaran negara.
Kerja sama internasional dalam proyek pembangunan IKN mencerminkan komitmen besar pemerintah untuk membangun ibu kota masa depan yang ramah lingkungan dan berbasis digital. Ini juga menjadi langkah penting untuk memastikan bahwa IKN siap menghadapi tantangan global, baik dari segi teknologi maupun ekonomi. Di masa mendatang, IKN diharapkan mampu menjadi model kota cerdas yang tidak hanya bisa diterapkan di Indonesia, tetapi juga menjadi inspirasi bagi negara-negara lain di seluruh dunia.
Dengan segala potensi yang dimiliki, IKN siap menjadi simbol masa depan Indonesia yang lebih maju dan mandiri, baik dalam teknologi maupun ekonomi.