Hainusantara.com - Ketika berbicara tentang peninggalan sejarah, banyak dari kita cenderung memikirkan candi-candi besar seperti Borobudur atau Prambanan. Tapi, kadang-kadang, kita lupa bahwa ada begitu banyak situs bersejarah kecil yang tersebar di berbagai pelosok Indonesia. Salah satunya adalah Situs Tomboan Ngawonggo yang berada di Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang. Meskipun namanya mungkin tidak seterkenal situs-situs besar lainnya, Tomboan Ngawonggo menyimpan sejarah yang tak kalah penting dan menarik.
Saya pribadi baru tahu tentang situs ini ketika sedang ngobrol-ngobrol santai dengan seorang teman yang hobi menjelajahi situs-situs sejarah kecil di daerah. Jujur, sebelumnya saya lebih fokus pada tempat-tempat wisata alam di sekitar Malang, tapi cerita tentang Tomboan Ngawonggo langsung membuat saya penasaran. Ada sesuatu yang menarik dari situs-situs kecil ini; mereka seolah membawa kita lebih dekat ke kehidupan masa lalu yang sering kali terlupakan.
Mengenal Situs Tomboan Ngawonggo
Situs ini sebenarnya bukan candi megah atau kuil yang besar, melainkan sebuah area pemakaman atau tomboan dari zaman dulu. Di sana, terdapat berbagai peninggalan berupa batu-batu nisan tua dan struktur batu lainnya yang menunjukkan bahwa tempat ini pernah menjadi pusat penting bagi masyarakat setempat di masa lampau. Secara arkeologis, Tomboan Ngawonggo diyakini berhubungan dengan era kerajaan-kerajaan kuno di Jawa Timur, mungkin pada masa Kerajaan Singhasari atau bahkan lebih tua lagi.
Ketika pertama kali mendengar deskripsi ini, saya langsung membayangkan betapa menariknya untuk melihat langsung nisan-nisan tua yang dipenuhi lumut dengan ukiran-ukiran yang sudah mulai pudar oleh waktu. Bukan cuma nilai sejarahnya yang menarik, tapi suasana magis yang sering kali menyelimuti tempat-tempat semacam ini. Apalagi, ada sesuatu yang sangat menenangkan tentang mengunjungi situs yang dikelilingi oleh alam—seolah-olah kita diajak untuk merenung tentang siklus kehidupan.
Mengapa Situs Ini Penting?
Tomboan Ngawonggo mungkin tidak sebesar Borobudur atau tidak seindah Candi Prambanan, tapi bukan berarti situs ini tidak penting. Banyak situs sejarah kecil seperti ini yang menyimpan cerita lokal dan memiliki nilai budaya yang sangat tinggi. Bahkan, sering kali tempat-tempat semacam ini memberikan kita wawasan yang lebih personal tentang bagaimana kehidupan masyarakat pada zaman itu.
Ketika saya mencoba menggali lebih dalam, saya mendapati bahwa situs ini sebenarnya menyimpan bukti penting tentang peradaban kuno di wilayah Malang. Tidak hanya tentang kepercayaan dan ritual kematian, tetapi juga bagaimana masyarakat kuno hidup berdampingan dengan alam. Kalau dipikir-pikir, ada pelajaran besar yang bisa kita ambil dari sini.
Di zaman yang serba modern ini, kadang kita lupa bagaimana masyarakat dahulu sangat menghormati alam dan memanfaatkan sumber daya secara berkelanjutan. Tomboan Ngawonggo adalah saksi bisu dari kehidupan masa lalu yang penuh dengan kearifan lokal.
Tantangan dalam Melestarikan Situs Tomboan Ngawonggo
Salah satu tantangan terbesar dalam melestarikan situs-situs kecil seperti Tomboan Ngawonggo adalah kurangnya perhatian dan perawatan. Saya sendiri pernah menyaksikan beberapa situs sejarah kecil yang tampak terbengkalai, dengan rumput liar tumbuh di mana-mana dan beberapa bagian situs mulai hancur karena erosi atau tangan-tangan usil manusia. Rasanya sayang banget kalau situs-situs semacam ini tidak dirawat dengan baik.
Nah, ini yang bikin saya sedikit kesal. Kadang kita terlalu fokus pada situs-situs besar dan melupakan bahwa situs-situs kecil seperti Tomboan Ngawonggo juga butuh perhatian. Kalau bukan kita yang menjaga, siapa lagi? Situs-situs seperti ini membawa cerita nenek moyang kita, dan kalau dibiarkan hilang begitu saja, kita kehilangan bagian penting dari sejarah kita sendiri.
Sebenarnya, menjaga situs seperti Tomboan Ngawonggo bukan hal yang sulit. Masyarakat lokal bisa dilibatkan dalam menjaga kebersihan situs, sementara pemerintah daerah atau lembaga-lembaga terkait bisa memberikan dukungan berupa dana atau perbaikan fisik jika diperlukan. Kalau tidak segera diambil langkah, siapa yang tahu, mungkin dalam beberapa dekade ke depan, situs ini hanya tinggal kenangan.
Mengapa Kita Harus Peduli?
Mengunjungi situs-situs sejarah kecil seperti Tomboan Ngawonggo tidak hanya memberikan kita wawasan tentang masa lalu, tetapi juga membuat kita lebih menghargai apa yang kita miliki saat ini. Ada perasaan bangga yang muncul ketika kita tahu bahwa di daerah kita, ada situs-situs penting yang bisa kita rawat dan lestarikan untuk generasi mendatang.
Saya rasa, semakin banyak kita mengunjungi tempat-tempat seperti ini, semakin kita sadar bahwa sejarah bukan hanya tentang masa lalu yang jauh dan tidak relevan. Sejarah adalah bagian dari identitas kita, dan situs-situs seperti Tomboan Ngawonggo adalah jembatan yang menghubungkan kita dengan akar budaya kita.
Pelajaran yang Bisa Dipetik
Mengunjungi situs-situs seperti Tomboan Ngawonggo memberikan banyak pelajaran. Pertama, kita belajar untuk lebih menghargai warisan budaya kita. Kedua, kita diingatkan tentang pentingnya menjaga keseimbangan dengan alam—sesuatu yang sangat dihargai oleh masyarakat kuno. Dan yang terakhir, kita belajar bahwa menjaga sejarah bukan hanya tugas pemerintah atau sejarawan, tetapi juga tanggung jawab kita sebagai bagian dari masyarakat.
Jadi, kalau suatu hari kamu berkesempatan mengunjungi Malang, coba sempatkan waktu untuk mengunjungi Tomboan Ngawonggo. Siapa tahu, kamu akan pulang dengan perasaan lebih dekat dengan sejarah, dan mungkin juga lebih termotivasi untuk ikut melestarikan peninggalan sejarah di daerahmu sendiri.
Tomboan Ngawonggo mungkin situs kecil, tapi ia menyimpan cerita yang besar.