Musang Congkok merupakan satwa yang cukup langka hanya dapat ditemukan di daerah pegunungan-pegunungan Aceh dan Sumatera Barat. Ia memiliki nama latin ‘Prionodon Linsang’, dengan Filum ‘Chordata’, Ordo ‘Carnivora’, dan Famili ‘Viverridae’.
Hewan yang akrab juga disebut Linsang ini, bobotnya dapat mencapai lima kilogram dan memiliki panjang hingga 71 sentimeter. Musang Congkok muda biasanya berukuran 35 hingga 40 panjangnya, dengan ekornya sendiri sepanjang 30 hingga 35 sentimeter dengan bobot tubuh 700 gram.
Bentuk kepalanya cenderung runcing layaknya seekor kucing. Memiliki corak warna bulu bagian kepala yang variatif, namun mayoritas warna bulu bagian kepalanya berwarna kuning bercampur putih dengan paduan belang garis hitam.
Musang Congkok, Satwa Langka Khas Sumatra Barat |
Ekornya pun biasannya mengikuti warna bulu bagian kepala. Ia juga memiliki taring dan kuku yang cukup tajam berguna untuk memburu mangsanya sekaligus perlindungan diri. Kukunya dapat disembunyikan di telapak kaki seperti kucing.
Musang Congkok adalah makhluk Nocturnal alias ia hidup di malam hari. Kegesitan serta kelincahannya berlari dan juga memanjat pohon, adalah cara ia berburu makanan.
Meski Musang Congkok masuk dalam kategori Carnivora, dengan memangsa hewan-hewan kecil mamalia seperti tikus, dan juga hewan kecil lainnya seperti katak, burung dan serangga. Namun tak jarang ditemukan mereka pun menyantap buah-buahan seperti buah kakao atau coklat, kopi dan juga pepaya sebagai alternatif. Menjadikannya lebih cocok disebut Omnivora.
Ia mengandalkan cara mengendap-endap di malam hari saat berburu hewan. Kemampuannya beradaptasi dengan situasi di malam hari membuatnya sulit terdeteksi oleh mangsa. Ia pun menangkap mangsanya dengan cara menerkam diam-diam.
Musang Congkok juga memiliki sebutan lain selain Linsang. Beberapa penduduk lokal menyebutnya Musang Luwak. Ia tinggal di habitat pepohonan tinggi serta rimbun dan sangat jarang ditemukan di tanah.
Mereka berkomunikasi dengan suara khas melengking, suaranya yang khas terkesan sangat menyeramkan dan mistis. Hewan ini menghuni hutan hujan tropis di dataran rendah dan pegunungan dengan ketinggian hingga 2000 meter dari permukaan laut.
Musang ini dapat ditemukan di berbagai wilayah lain seperti pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Selain itu, dapat juga sedikit dijumpai di negara Malaysia, Brunei Darussalam, hingga bagian selatan Thailand dan Myanmar.
Musang Congkok termasuk satwa yang dilindungi berdasarkan ketetapan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999.